“the literare of the 21st century will not be those who cannot read and write, but those who cannot learn, unlearn, and relearn” Alvin Toffler, seorang futurolog
Yang disebut dengan buta huruf pada abad ke-21 bukanlah orang yang tak bisa membaca dan menulis, tetapi orang yang tak bisa belajar (learn), melepaskan yang diketahuinya (unlearn), dan belajar ulang (relearn).
Pernyataan ini sangat masuk akal karena perkembangan informasi yang sangat cepat telah mengakibatkan berkembangnya berbagai pengetahuan dan teknologi baru yang menggantikan pengetahuan dan teknologi lama. Dalam kondisi seperti ini, salah satu kemampuan yang dibutuhkan untuk dapat survive adalah memiliki keterampilan beradaptasi, menjadi seorang pembelajar mandiri yang sigap belajar pengetahuan baru.
4 ciri anak-anak sebagai pembelajar mandiri :
1. Memiliki motif internal
Seorang pembelajar mandiri aktif dan berinisiatif. Dia bukan “orang suruhan” yang baru belajar kalau disuruh, tetapi memiliki motivasi dari dirinya sendiri untuk belajar
2. Berorientasi tujuan
Pembelajar mandiri memiliki tujuan tentang apa yang ingin diraihnya. Untuk menuju hal-hal yang ingin diraihnya, dia tahu apa yang perlu dipelajarinya.
3. Terampil mencari bahan belajar
Selain mengetahui tujuan yang ingin diraih, seorang pembelajar mandiri mengetahui proses untuk meraih tujuan itu. Dia tahu dimana dan bagaimana proses belajar yang dibutuhkan.
4. Pandai mengelola diri (self-management)
Selanjutnya mengetahui proses meraih tujuan, seorang pembelajar mandiri pandai mengelola waktu (time management) dan mengelola sumber daya yang dimilikinya. Dia tau kapan harus bekerja keras dan kapan harus beristirahat.
baca juga:
Cara Mendidik Anak Agar Menjadi Pembelajar Mandiri?
1. Menyediakan lingkungan dan kultur yang kondusif
Kembangkan budaya keluarga yang menghargai inisiatif dan keaktifan anak. jadilah orang tua yang lebih banyak mendengarkan aspirasi anak dan mengajukan pertanyaan dari pada memberi perintah untuk ditaati. Berikan aspirasi dan inisiatif dan kerja keras anak. berikan tanggung jawab sesuai perkembangan usianya.
2. Bangun kebiasaan hidup terencana
Jalani kehidupan sehari-hari dengan perencanaan. Diskusikan dengan anak mengenai mimpi, visi tujuan, dan rencana-rencana anak. bantu anak untuk merealisasikan yang direncanakan menjadi kenyataan.
3. Latih keterampilan belajar
Jangan terbiasa menyuapi anak dan memberikan proses-proses instan yang menurunkan kegigihan dan keras keras mereka. Berikan kail, bukan ikan. Ajari anak menggunakan mesin pencari, menggunakan kamus, keterampilan bertanya dan mencari informasi, mengikuti tutorial, peta dan keterampilan belajar lainnya.
baca juga: