Image karya | Ristiyanto Cahyo Wibowo, Menasbihkan Dedaunan, 2016, Buku, potongan majalah, handle pintu, sekrup, gantungan, batu, plastik laminating, 50 Cm x 40 Cm x 34 Cm, 25 Finalis Kompetisi Trimatra Salihara 2016, Jakarta.
Seni dalam bahasa :
- Yunani disebut Techne.
- Latin ; Ars.
- Jerman ; Kunst.
- Inggris ; Art.
Kata tersebut mengandung pengertian skill atau ketrampilan dan ability atau kemampuan. Keterampilan dan kemampuan dimanfaatkan untuk mencapai suatu tujuan yang mempunyai nilai-nilai estetis, etis atau pun praktis.
Konon, seni hanyalah urusan keindahan, kesenangan atau sekedar soal kemasan. Kalaupun perlu dipelajari, ia dianggap keterampilan tambahan saja. Artinya, kalaupun anak – anak diberi les menggambar atau musik misalnya, biasanya yang dimaksudkan adalah untuk membekali keterampilan cadangan. Siapa tahu kelak bila anak tidak berhasil di bidang – bidang yang lebih jelas dan subur, seni bisa menjadi semacam skill darurat yang menyelamatkan.
Pengalaman Manusia.
Manusia memaknai pengalamannya melalui banyak cara : lewat sains, seni dan agama. Seni adalah cara yang sangat unik dalam menafsirkan dan memaknai pengalaman itu. Dunia dan kehidupan adalah latar belakang dan medan segala pemikiran kita. Kekuatan asasi itu muncul dalam ‘perasaan’, ‘imajinasi’, dan ‘perilaku’. Kita menyadari diri kita hanya lewat interaksi dengan dunia sekeliling itu, dan sebaliknya, dunia sekeliling kita pahami berdasarkan pengalaman kedirian kita.
Tentang sesuatu yang kita sebut ‘air’ misalnya, dalam diri kita ‘apa’ itu air maknanya sangatlah kompleks. Ketika kita berbuka puasa, air kita alami sebagai minuman yang langsung merasuki seluruh tubuh, menyegarkannya dan memberi kehidupan baru. Saat berwudhu air tampil sebagai ketulusan hati untuk membersihkan diri. Ketika kita sedang membuang air atau meludah, kita sadari bahwa air bukanlah objek diluar sana, melainkan bagian penting yang ada di dalam tubuh kita sendiri : ‘air ‘adalah; diri kita. Begitu seterusnya.
Adalah seni, yang mampu melukiskan kompleksitas dan ketebalan pengalaman itu ; melalui lukisan dengan reka citranya, melalui puisi dengan pengolahan katanya, melalui musik dengan rajutan nada, dinamika, dan iramanya, melalui tarian dengan olah cipta geraknya, melaui novel, teater dan film dengan konstruksi dramatiknya, dst.
Maka, seni adalah menciptakan persepsi baru.
Pada karya seni yang penting pertama – tama bukanlah ‘maknanya apa’, melainkan ; dia melakukan apa pada kita, kita merasakan efek apa darinya, barulah kita dapat menemukan ‘makna’-nya.
Seni adalah komunikasi pengalaman ruh, ruh pribadi yang bersentuhan dengan ruh semesta saat kepekaan indra kita tiba – tiba tersapa, terpesona dan terbuka pada dimensi yang lebih dalam dan lebih tinggi dibalik segala. Ketika aneka membran indrawi kita menangkap pesona kuat dari bentuk – bentuk sekeliling kita, seperti warna matahari jingga, nyayian burung – burung yang tidak tampak, ataupun tarian butir – butir hujan yang ceria, ada keharuan, kegembiraan, keterpukauan yang misterius, yang tidak terjelaskan namun sekaligus tidak terelakkan. Pada saat itu rupanya batin kita terdalam bersentuhan dengan batin semesta. Pengalaman persentuhan dan komunikasi batin ini dialami setiap orang dan setiap saat, dalam kadar yang berbeda – beda.
Pengalaman macam itulah yang akhirnya mengubah sikap reaktif (menjawab) menjadi kreatif (mencipta); kecenderungan reseptif (mencerap) menjadi formatif (membentuk). Dengan kata lain, pengalaman indrawi menyentuh intuisi dan membukakan imajinasi, imajinasi kreatif.
Imajinasi adalah alat untuk mengubah realitas.
Dalam arti luas, seni adalah berbagai siasat untuk memasuki kemungkinan – kemungkinan pemaknaan lebih dalam atas pengalaman, kesemestaan (alam), dan kemanusiaan.
Sedang dalam arti sempit, ‘seni’ menunjuk pada berbagai permainan kreativitas olah bentuk dan imaji (rupa, citra, gerak, nada dan kata), dalam rangka mempertajam efeknya bagi sensibilitas dan sensasi, demi menggedor kesadaran reflektif dan rasawi.
Pada olah seni rupa, citraan visual ; diwakili oleh garis, bidang, ruang, bentuk dan warna. Ke 5 unsur ini bisa dikenali serta diindentifikasi dari nilai yang dikandungnya, berupa : – Unity atau kesatuan, – Harmony atau keselarasan, – Symmetry atau kesetangkupan, – Balance atau keseimbangan, – Kontras atau keberlawanan.
Perkataan dari para filsuf, terkait apa itu seni :
- Seni adalah barometer yang lebih tepat tentang apa yang terjadi dalam dunia kita, daripada bursa saham atau pun debat di kongres. (Hendrik Willem van Loom)
- Seni bukanlah benda; ia adalah cara. ( Elbert Hubbard)
- Seni adalah proses dan hasil ‘permainan’ tingkat tinggi. (Heidegger)
- Tujuan seni bukanlah untuk menampilkan tampang luar berbagai hal, melainkan makna batinnya. (Aristoteles)
- Inti semua karya seni yang indah, semua karya yang besar, adalah rasa syukur. (Friedrich Nietzsche)
Sebetulnya seni dapat berperan dan bermanfaat apa saja bagi manusia, sesuai yang kita kehendaki. Sehubungan dengan medan perasaan kita misalnya, dengan kemampuannya membagi serta menularkan pengalaman dan perasaan, seni dapat meng-aplifikasi kepekaan empatik dan menyuburkan belarasa.
M a r i b e r k a r y a M a r i b e r k a r y a M a r i b e r k a r y a
Disarikan dari : – Untuk Apa Seni, Editor Bambang Sugiharto, Matahari, 2014. – Materi Mata kuliah Estetika, Harsono.
baca juga: